Imam Habib Darussalam
Email: imamhabib58353@gmail.com
SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi toleransi antar umat beragama. Subjek penelitian adalah siswa kelas 8C SMP Muhammadiyah Darul Arqom tahun pelajaran 2023/2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi kelompok efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada siklus pertama, partisipasi siswa dan kemampuan berpikir kritis menunjukkan peningkatan, meskipun belum mencapai indikator keberhasilan. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua, terjadi peningkatan yang signifikan dalam kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyampaikan gagasan secara kritis terkait materi toleransi antar umat beragama. Selain itu, metode ini juga meningkatkan kerjasama dan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada guru untuk mengintegrasikan metode diskusi kelompok sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Kata Kunci: diskusi kelompok, berpikir kritis, pembelajaran PAI, toleransi antar umat beragama.
ABSTRACT
This study aims to analyze the effectiveness of the group discussion method in improving students’ critical thinking skills in Islamic Religious Education (PAI) learning with the subject of interfaith tolerance. The research subjects were students of class 8C at SMP Muhammadiyah Darul Arqom in the 2023/2024 academic year. This study employed a Classroom Action Research (CAR) approach, conducted in two cycles, each consisting of planning, implementation, observation, and reflection stages. Data were collected through observation, interviews, tests, and documentation, and then analyzed qualitatively and quantitatively. The results of the study indicate that the group discussion method is effective in enhancing students’ critical thinking skills. In the first cycle, student participation and critical thinking skills showed improvement, although they had not yet met the success indicators. After improvements were made in the second cycle, there was a significant increase in students’ ability to identify, analyze, and present ideas critically regarding the topic of interfaith tolerance. Furthermore, this method also improved students’ cooperation and self-confidence in the learning process. This study recommends that teachers integrate the group discussion method as part of the learning process.
Keywords: group discussion, critical thinking, PAI learning, interfaith tolerance.
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan pola pikir peserta didik yang kritis dan berakhlak mulia. Pendidikan ini tidak hanya berfungsi sebagai transfer ilmu keagamaan, tetapi juga sebagai media dalam membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Salah satu kompetensi utama yang diharapkan dari pembelajaran PAI adalah kemampuan berpikir kritis, yaitu kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menyelesaikan masalah berdasarkan nilai-nilai Islam. Kemampuan ini sangat penting dalam membekali siswa menghadapi tantangan di era globalisasi yang menuntut daya analisis tinggi serta keterampilan dalam mengambil keputusan yang tepat.
Namun, observasi awal menunjukkan bahwa siswa kelas 8C SMP Muhammadiyah Darul Arqom kurang aktif dalam pembelajaran PAI, sehingga kemampuan berpikir kritis mereka belum optimal. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menjadi indikasi bahwa metode pembelajaran yang digunakan belum sepenuhnya efektif dalam mendorong keterlibatan siswa. Metode yang masih didominasi oleh ceramah satu arah menyebabkan siswa kurang terlibat dalam diskusi dan eksplorasi konsep secara mandiri. Hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman yang mendalam serta keterampilan berpikir kritis yang belum berkembang secara maksimal.
Berbagai faktor dapat menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, di antaranya adalah metode pengajaran yang konvensional, kurangnya kesempatan siswa untuk mengeksplorasi ide secara mandiri, serta kurangnya stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir analitis. Dalam lingkungan pembelajaran yang pasif, siswa cenderung hanya menerima informasi tanpa memiliki kesempatan untuk mengolah dan mengembangkan pemahamannya sendiri. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam metode pengajaran agar siswa dapat terlibat lebih aktif dalam proses belajar.
Pembelajaran berbasis diskusi kelompok diyakini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran PAI. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ide, berkolaborasi, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui interaksi sosial dalam kelompok. Dengan adanya diskusi, siswa dapat saling bertukar pendapat, mengajukan pertanyaan, serta mengeksplorasi konsep-konsep keagamaan dari berbagai sudut pandang, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih komprehensif.
Selain itu, metode diskusi kelompok memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, seperti menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis, serta belajar untuk mendengarkan dan memahami berbagai sudut pandang dari teman sebaya. Keterampilan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan kehidupan di era modern, di mana
kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim menjadi salah satu kompetensi yang sangat dibutuhkan.
Implementasi metode diskusi kelompok dalam pembelajaran PAI juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan pendapat mereka. Dengan berdiskusi, siswa merasa lebih termotivasi untuk mengemukakan pandangan mereka, sehingga keaktifan mereka dalam pembelajaran meningkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan keterampilan berpikir kritis yang menjadi tujuan utama dari pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran PAI. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan berpikir kritis serta mengevaluasi implementasi metode diskusi kelompok, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif di bidang PAI.
Dengan demikian, penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran PAI diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keterlibatan siswa serta mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. Guru sebagai fasilitator diharapkan mampu menciptakan suasana diskusi yang kondusif, sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan mampu mengaplikasikan konsep-konsep keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8C di SMP Muhammadiyah Darul Arqom yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan metode diskusi kelompok.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mencatat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara dilakukan untuk menggali pemahaman siswa dan tanggapan mereka terhadap metode pembelajaran yang diterapkan, tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dan dokumentasi digunakan untuk mendukung data yang telah diperoleh. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif guna mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan.
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:
- Perencanaan: Tahap ini mencakup penyusunan skenario pembelajaran yang akan diterapkan, pembuatan instrumen observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan keterlibatan mereka dalam diskusi kelompok, serta persiapan bahan ajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Pelaksanaan: Pada tahap ini, guru mengimplementasikan metode diskusi kelompok dengan memberikan bimbingan kepada siswa, memberikan arahan yang jelas mengenai tugas yang harus diselesaikan, serta memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.
- Observasi: Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pencatatan terhadap aktivitas siswa, tingkat partisipasi mereka dalam diskusi, serta dinamika yang terjadi dalam kelompok. Observasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam penerapan metode yang digunakan.
- Refleksi: Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi yang telah dikumpulkan. Berdasarkan analisis ini, dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk menentukan perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Dengan melalui serangkaian tahapan tersebut, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas 8C SMP Muhammadiyah Darul Arqom, serta memberikan wawasan bagi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada siklus pertama, ditemukan bahwa partisipasi siswa dalam diskusi meningkat, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif. Nilai rata-rata berpikir kritis siswa meningkat dari 68 menjadi 75.
Tabel 4.2 Hasil Tes Siklus 1
No | Nama Siswa | Interpretasi | Analisis | Evaluasi | Inferensi | Eksplanasi | Regulasi Diri | Rata- Rata |
1 | Alena Puan Fauzira | 74 | 69 | 72 | 76 | 74 | 73 | 80 |
2 | Aufaa Lutfi Irtiyaah | 72 | 69 | 74 | 79 | 77 | 76 | 75 |
3 | Cantika Ardhya Pangesti D | 79 | 76 | 81 | 84 | 82 | 81 | 81 |
4 | Fadhila Khoirunnisa | 89 | 84 | 92 | 94 | 90 | 91 | 90 |
5 | Hasna Talita Sakhi | 76 | 74 | 79 | 82 | 80 | 79 | 78 |
6 | Maylani Syabila Maharani | 82 | 79 | 84 | 89 | 87 | 86 | 85 |
7 | Nadwa Azhaar Afifa | 74 | 72 | 77 | 82 | 79 | 79 | 77 |
8 | Ramadhani Viviana Ellisa P | 82 | 79 | 84 | 88 | 86 | 85 | 84 |
9 | Riyandita Alea Yumna C | 72 | 69 | 74 | 79 | 77 | 76 | 75 |
10 | Salsabila Azzahra | 79 | 76 | 81 | 86 | 84 | 83 | 82 |
11 | Syakira Carlin Wafiqa | 64 | 62 | 67 | 72 | 70 | 69 | 70 |
12 | Zahra Gimin Alfianna | 74 | 72 | 77 | 82 | 79 | 79 | 79 |

Pada siklus kedua, dilakukan perbaikan dengan membagi kelompok yang lebih heterogen dan memberikan instruksi yang lebih jelas. Hasilnya, nilai rata-rata meningkat menjadi 82, dan siswa menunjukkan peningkatan dalam keterampilan analisis dan evaluasi.
Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus 2
No | Nama Siswa | Interpretasi | Analisis | Evaluasi | Inferensi | Eksplanasi | Regulasi Diri | Rata- Rata |
1 | Alena Puan Fauzira | 78 | 73 | 76 | 80 | 78 | 77 | 88 |
2 | Aufaa Lutfi Irtiyaah | 76 | 73 | 78 | 83 | 81 | 80 | 79 |
3 | Cantika Ardhya Pangesti D | 83 | 80 | 85 | 88 | 86 | 85 | 85 |
4 | Fadhila Khoirunnisa | 93 | 88 | 96 | 98 | 94 | 95 | 94 |
5 | Hasna Talita Sakhi | 80 | 78 | 83 | 86 | 84 | 83 | 82 |
6 | Maylani Syabila Maharani | 86 | 83 | 88 | 93 | 91 | 90 | 89 |
7 | Nadwa Azhaar Afifa | 78 | 76 | 81 | 86 | 83 | 83 | 81 |
8 | Ramadhani Viviana Ellisa P | 86 | 83 | 88 | 92 | 90 | 89 | 88 |
9 | Riyandita Alea Yumna C | 76 | 73 | 78 | 83 | 81 | 80 | 79 |
10 | Salsabila Azzahra | 83 | 80 | 85 | 90 | 88 | 87 | 86 |
11 | Syakira Carlin Wafiqa | 68 | 66 | 71 | 76 | 74 | 73 | 76 |
12 | Zahra Gimin Alfianna | 78 | 76 | 81 | 86 | 83 | 83 | 86 |

Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan lebih memahami materi dibandingkan dengan metode ceramah yang sebelumnya digunakan. Guru juga mengamati adanya peningkatan antusiasme siswa selama kegiatan diskusi berlangsung. Observasi juga menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam mengeksplorasi berbagai sudut pandang dan berani mengemukakan pendapat.
KESIMPULAN
Metode diskusi kelompok telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan melibatkan siswa dalam interaksi aktif dan kolaboratif, metode ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, serta evaluasi informasi secara lebih mendalam. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mengadopsi
metode diskusi kelompok sebagai bagian integral dari strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa serta memperkuat keterampilan berpikir kritis mereka.
Penelitian ini juga menegaskan bahwa penerapan metode diskusi kelompok perlu dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi ke dalam berbagai mata pelajaran lainnya. Dengan demikian, siswa tidak hanya terampil dalam berpikir kritis di satu bidang studi tertentu, tetapi juga mampu mengaplikasikan keterampilan tersebut dalam berbagai konteks akademik dan kehidupan sehari- hari. Keberlanjutan penerapan metode ini di berbagai mata pelajaran dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis secara lebih luas dan mendalam.
Selain itu, dukungan dari pihak sekolah menjadi faktor penting dalam keberhasilan implementasi metode diskusi kelompok. Pihak sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang diskusi yang nyaman, fasilitas teknologi pendukung, serta sumber belajar yang relevan dan up-to-date. Dengan adanya dukungan yang memadai, proses diskusi kelompok dapat berjalan secara optimal, sehingga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran.
Lebih jauh lagi, kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua juga menjadi aspek penting dalam mendukung efektivitas metode ini. Guru diharapkan dapat memberikan bimbingan yang terarah, siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif, dan orang tua diharapkan mendukung kegiatan pembelajaran di rumah. Dengan adanya sinergi yang baik antara semua pihak yang terlibat, diharapkan metode diskusi kelompok dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam membentuk generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
REFERENSI
Arikunto, S. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Hasibuan, A. S. (2019). Pembelajaran PAI dan Pengembangan Karakter Siswa. Yogyakarta: Deepublish.